Audisi Malang dan Surabaya Perebutkan Mahkota Plus Trip ke Australia
21-04-2019 05:56
Jawa Pos Miss Culinary with La Tulipe Cosmetiques 2018 bukan sekadar kontes kecantikan. Beragam benefit bisa didapat para peserta, mulai dari edukasi, relasi, penyegaran wawasan, dan popularitas. Hadiah istimewa berupa uang tunai dan tiga tiket trip ke Australia dari Monas Tours dan Travel pun telah disiapkan. Audisi tahap satu telah dilaksanakan di kantor Radar Malang, Sabtu lalu (10/11) dan Graha Pena Surabaya kemarin (11/11).
Para peserta audisi babak pertama mengikuti serangkaian kegiatan untuk menambah wawasan mereka. Di antaranya beauty class sekaligus membawa pulang beragam produk Active Series dalam totebag La Tulipe Cosmetiques. Active Series meruapakan seri produk make up La Tulipe Cosmetiques yang bisa digunakan mulai usia 12 tahun.
“La Tulipe punya beberapa produk baru yang dikhususkan untuk kulit remaja. Seperti lip tint, praktis dipakai dan ngikutin gaya beauty Korea yang lagi tren," ujar Area Promotion Manager PT Rembaka Emmy Poedjiastuti.
Kegiatan kedua diisi dengan penilaian kemampuan plating. Hanya dalam waktu lima menit, mereka diharuskan menata dan menghias makanan sebagus mungkin. Banyak ide-ide kreatif bermunculan. Untuk Surabaya, mahasiswi Universitas Terbuka Dian Ghea Novianti membawa ayam goreng dengan bumbu rujak berwarna merah. Di atas piring, Dian menyajikan irisan kecil daging ayam yang disiram bumbu merah dan dipercantik beberapa sayuran. Ternyata, masakan Dian memiliki nilai filosofis.
“Warnanya merah, saya terinspirasi Hari Pahlawan. Merah berarti semangat yang membara. Ini mencerminkan semangat yang membara. Ini mencerminkan semangat pahlawan terdahulu. Kalau untuk menghilangkan bau anyir atau amis, saya menggunakan ketumbar,” jelasnya pada salah seorang juri, Chef Ken Kurniawan Sutanto.
Untuk audisi Malang, sisi kreatif datang dari Vennty Aulia yang membuat sushi dari ketan. Selain itu, ada Putri Agung yang membuat tumpeng mini dan Dea Rachma yang menghias keripik kentang dengan udang. Inovasi itu mendapat apresiasi dari salah seoran juri, Dosen Japanese Hibachi Tristar Culinary Institute Thomas Denny. “Di dunia pendidikan kuliner, acara seperti ini sangat bagus, inovatif. Karena bisa jadi trigger untuk orang-orang di bidang kuliner, bukan sekadar bisa masak tapi juga harus punya sesuatu yang menarik, aktraktif, dan inovatif.”
Tuntas menghias, ketiga juri memberikan penilaian sekaligus masukan kepada peserta. Selain tampilan, yang menjadi poin penilaian adalah kebersihan serta kreativitas, mereka harus dapat membuat makanan tampak jadi lebih menarik. “Kalau tampilan oke, orang kan juga tertarik untuk memakan. Hari ini mereka cukup bagus, bahkan beberapa ada yang plating-nya setara chef profesional,” ujar chef Ken, sapaan Ken Kurniawan Sutanto.
Dalam audisi tahap pertama, para peserta juga diuji public speaking, pehamahan kuliner, dan keahlian make up. Mereka harus unjuk kmampuan di depan juri. Di antaranya Area Promotion Manager PT Rembaka Emmy Poedjiastuty, fashion designer Melia Wijaya, dan headpieces designer G Liem. Beberapa pertanyaan diajukan, mulai dari latar belakang, pengetahuan di bidang kuliner, hobi, hingga skill. Beberapa peserta juga mendemonstrasikan bakat seperti menyanyi, menari, baca puisi, dan mendongneg. Peserta memang datang dari berbabagi latar belaang. Di antaranya mahasiswa, pekerja freelance, entrepreneur, pegawai kantor, dan atlet,
Antusiasme yang ditunjukkan para peserta mendapat apresiasi khusus dari para juri. Salah seorangnya adalah fashion designer Melia Wijaya yang mengaku sangat bangga melihat perkembangan Jawa Pos Miss Culinary with La Tulipe Cosmetiques. Peningkatan event itu dari tahun lalu tidak hanya dari segi kuantitas, tapi juga kualitas.
BNI sebaga sponsor utama BNI Jawa Pos Culinary Awards 2018 juga memberikan benefit khusus kepada para peserta audisi. Yakni berupa tabungan BNI dan pengenalan transaksi non tunai Yap! (ree/nad/kkn)