Culinary Awards 2019 - PT. Jawa Pos Koran

Menggebu-gebu Incar Status Finalis

07-09-2019 22:25

Honda Culinary Race Season 4 menyisakan dua babak saja, yakni semifinal yang berlangsung 31 Agustus dan final pada 7 September 2019. Tim-tim yang sudah menggenggam tiket ke babak semifinal pun datang dengan semangat menggebu-gebu untuk mengamankan posisi di daftar finalis.

Start di Grand Pakuwon, Surabaya, para semifinalis membuktikan janji untuk tampil habis-habisan. Baik dalam hal dandanan yang sesuai dress code, yakni superhero lokal, maupun mendandani mobilnya sesuai tema kostum.

Tim Yuandy, misalnya, menghias mobil Honda Mobilio-nya dengan tema alam. Tanaman rambat disematkan di mobil mereka supaya match dengan kostum mereka yang serbahijau. Ceritanya, mereka cosplay jadi Si Buta dari Goa Hantu.

Yang nggak kalah niat adalah tim Carboloading. Kostum ala Gatotkaca, lengkap dengan aksesori busur dan anak panah jadi pilihan mereka.

Sementara itu, tim Xlusive kompak membalut diri dengan kostum putih bak Wiro Sableng. Sebagai pelengkap, mereka menenteng ”kapak” mini. Stiker Wiro Sableng juga menghias mobil Honda Mobilio mereka. Di dua sisi pintu depan, wajah empat anggota tim terpampang nyata.

Sabtu (31/8), para peserta diberangkatkan dari Food Junction, Grand Pakuwon, Surabaya. Total ada enam pit stop dan 15 tantangan yang harus ditaklukkan. Para semifinalis menyusuri rute sejauh 70-an km lintas kota, yakni Surabaya dan Sidoarjo.  

Nikmati Kopi Kelas Dunia

Excelso di Jl H.R. Muhammad, Surabaya, banyak dipilih peserta sebagai pit stop pertama. Baru pukul 09.00 WIB, tapi 38 tim sudah antre untuk menyelesaikan tantangan. Jagonya kopi happy. Mereka ditantang menebak jenis kopi. Ada kopi Sumatera, House Blend, Toraja, dan Jawa yang popularitasnya sudah mendunia.

Tantangan berlanjut dengan memotong pasta menjadi 30 bagian seukuran tusuk gigi dan menghabiskannya. Strategi khusus telah disiapkan Tim Damarsi sebelum berlaga. ”Siapa yang punya kuku bertugas motongin pasta,” kata Mario Christofan, berusaha menyiasati waktu.

Tebak Tujuh Menu Sup

Onokabe yang berlokasi di gedung Apartemen Praxis punya tiga tantangan sekaligus untuk peserta. Yaitu, membuat sushi, menghabiskannya, dan menebak tujuh menu sup. Banyak yang tertipu dengan beras Jepang yang digunakan sebagai nasi sushi.

Ridwan dari Tim Kaliren harus menghabiskan sushi sampai keringat mengucur deras. ”Ini nggak gampang, rek,” cetus Ridwan di sela makannya. Restoran itu juga menyajikan tujuh pilihan sup yang biasa jadi favorit customer.

Pose Seru-Seruan di Show Unit

Peserta harus berlabuh di dua pit stop saat sampai di kawasan Grand Pakuwon. Pertama, mereka mengabadikan momen saat di rumah contoh Cluster Brisbane. Mereka pun seru-seruan berpose di master bedroom, bersulang di meja makan, atau duduk santai di living room. Yang unik adalah Tim 5758 Maju Mapan memilih berpose di kamar mandi.

Tantangan berlanjut. Dua semifinalis dalam satu tim harus menebak sepuluh jenis makanan atau minuman dengan mata tertutup. Tim Loe berhasil menebak delapan. Dodik Eko dari tim tersebut sempat kaget karena memakan dua kotak terasi di awal. Namun, dia minta tambah saat mengunyah rambak. ”Nggak ada lagi tah?” tanyanya.

Uji Ketangkasan Plating Salad  

Tiga rangkaian tantangan menunggu para racer di Swiss-Belinn Airport Surabaya. Mulai menebak enam jenis saus kacang, mereplika plating salad dan menghabiskannya, serta minum es campur dengan menggunakan sumpit.

Jagung, paprika, tomat, timun, bawang bombay, wortel, dan kacang polong harus disusun sesuai buatan chef  hanya dalam waktu 60 detik. Kemudian, hasil duplikasi tersebut langsung dinilai chef Swiss-Belinn.    

Momen kocak terasa ketika Agam Indriyanto dari tim Carboloading hilang kesabaran ketika mencoba menghabiskan salad dalam waktu 30 detik. Tanpa ragu, ia meletakkan sendok dan menghabiskan salad dengan cara muluk (makan dengan tangan).

Tantang Racer Tahan Pedas 

Aroma cabai semerbak memenuhi ruangan begitu peserta memasuki Omaha Coffee & Eatery di Jl  Dharmahusada Utara, Surabaya. Ternyata aroma itu berasal dari sepiring tahu krispi dengan lumuran bumbu cabai. Seluruh anggota tim hanya diberi waktu satu menit untuk menghabiskannya.

Hasilnya? Banyak racer bercucuran keringat menahan pedas. Patrick Nugraha dari Tim Hunter, misalnya. Selepas tantangan, dirinya segera mencari tisu untuk menghapus keringat.

Jet Win Team punya strategi tersendiri untuk mengatasi tantangan itu. Yaitu, tusuk dulu baru makan. Caranya, memakan seluruh tahu lebih dulu sampai habis, baru memproses sisa-sisa cabainya. Dengan begitu, makanan habis lebih cepat.

Ciptakan Kreasi Nasi Timbel

Tim-tim semifinalis harus menunjukkan kreativitasnya di Fusia, Jl Dr Soetomo, Surabaya. Mereka harus menciptakan nasi timbel sendiri. Hasilnya disuapkan ke anggota tim yang lain, tapi mata ditutup saat menyuapkan.

Kelucuan terjadi ketika Amelia Ramadhan dari tim Kolesteride mencoba menggulung nasi timbel kreasinya. Daun pisang yang seharusnya dilipat masuk ke dalam malah jadi menyerupai hantu pocong. Sontak rekan setimnya Arsyad berujar,  ”Jangan digulung kaya pocong”. Celetukannya disambut gelak tawa peserta lain yang tengah menonton.

Kendarai Becak Air

Di Food Junction Grand Pakuwon, para peserta ditantang mengendarai sepeda air berbentuk angsa dari satu titik ke titik lain. Di titik tujuan, telah tersedia tantangan estafet tepung dan makan empat donat dalam waktu 60 detik.

Tantangan di food court tidak kalah seru. Dua peserta dari tiap tim wajib memindahkan lima kaleng kosong dengan pasta kering yang diapit bibir. Setelah itu, dua anggota lain harus memakan bawang putih dan merah menggunakan sumpit.

Berita lain cek di SINI. Foto-foto lain klik di SINI

 

Naskah: Bima Anditya, Nadia Hanum/Jawa Pos, Liem Yosia

Fotografer: Andriansyah Poetra/Jawa Pos

Editor: Koko Kurniawan/Jawa Pos

 

 

 

PRESENTED BY
SUPPORTED BY