Sebar Clue di Koran dan Instagram, Tantangan Tidak Gampang,
12-08-2019 17:57
Lima pit stop wajib disinggahi para peserta babak penyisihan pertama Honda Culinary Race Season 4 yang berlangsung Sabtu (10/8). Namun, lokasinya harus mereka cari tahu melalui lima petunjuk yang disebar di koran Jawa Pos dan Instagram @jawaposweekend. Setiap pit stop mengandung tantangan tersendiri.
Di Grha Mahameru, misalnya. Kemampuan mengenali bumbu dapur dengan baik menjadi kunci kesuksesan peserta dalam menaklukkan tantangan. Tersedia enam bumbu dapur dan bahan makanan di atas satu sendok teh. Ada seledri, kunyit, kemiri, kacang mede, bawang putih, dan jahe yang masing-masing sudah dihaluskan sehingga terlihat mirip.
Ketua tim Tambuk Jay Arifin sempat bingung dan bertanya kepada anggota timnya, Nindya Setyowati, ”Bawang putih kok pedas?”. Partner yang juga istrinya itu pun menyahut, ”Ya ancen pedas.” Sang putra, Nanda Jatmino, dapat jatah menelan bumbu mentah-mentah. Sang adik, Dini Nandya, hanya tertawa melihat tingkah ortu dan sang kakak sambil menyodorkan air minum.
Suasana menyenangkan nan kocak kental terasa di pit stop Melly Roti & Kue. Setiap tim harus menyelesaikan dua tantangan. Pertama adalah membuat getuk warna merah-putih berbentuk bunga. Kedua, dua orang tim wajib menghabiskan empat roti kare pedas.
Tentu melahap empat biji roti, pedas pula, dalam waktu 90 detik bukan perkara mudah. Tim Good Wil dari Mojokerto mengaku kewalahan. Emi Pratiwi, anggota tim, menyatakan bahwa tantangan tahun ini lebih sulit.
Beda cerita dengan tim BRV Indigo yang punya jurus tersendiri dalam menghabiskan empat potong roti. Imron Maulana yang berpostur besar diutus untuk menuntaskan tantangan. ”Rotinya ditumpuk dua langsung supaya cepat biar nggak kena penalti,” ceritanya.
Sementara itu, pencinta kopi dipastikan happy saat menghadapi tantangan di Kopi Becak. Dua anggota tim harus bisa menebak tiga varian kopi dengan mata tertutup.
Kehebohan terasa saat tim Bumbum yang beranggotakan Sani Putu Deva, Eni Yulia Lestari, Habibah Jannatul, dan Dessy Bella, beraksi. Sebagai penggemar kopi, seharusnya mereka mudah menebak semua tantangan. ”Haduh eman banget. Itu yang terakhir memang cappuccino kayaknya. Malah jawab mocaccino,” sesal Sani.
Suasana khas lomba Agustusan terasa di pit stop Parisienne Pastry, Bakery, & Bistro. Sebab, para peserta adu cepat estafet telur. Mereka harus memindahkan telur rebus dari satu mangkok ke mangkok yang lain. Gampang? Siapa bilang!
Telur harus dipindah menggunakan sumpit. Yang lebih tricky, salah satu di antara tiga telur dilumuri minyak sehingga sangat licin. Banyak peserta yang gagal menjepit telur licin itu.
Padahal, sebagian peserta bahkan sempat latihan dulu dengan telur rebus yang kulitnya sudah pecah sebelum benar-benar melakoni tantangan. Ada yang mencoba menyumpit dari atas, samping, dan mendekatkan jarak antarmangkok. Semua usaha itu gagal.
Salah satu tim yang tidak sukses memindahkan telur adalah SSRT. Untuk itu, mereka berjuang keras menyelesaikan tantangan kedua, yaitu menebak bahan dalam segelas teh. Dari enam bahan campuran (green tea, serai, stroberi, lemon, mint, dan omnis), peserta hanya perlu menebak tiga. ”Saya menebak tiga dan benar semua,” cetus Christian Harry yang mengaku penggemar teh.
Tantangan di pit stop Loving Life Vegetarian Restaurant & Ballroom juga menuntut keahlian dalam menggunakan sumpit. Hanya, yang dipindahkan bukan telur, melainkan sayur-sayuran seperti wortel, cabai, kacang mede, dan sawi.
Bagi yang sudah terbiasa pakai sumpit sih tidak masalah. Namun, tantangan terasa sulit bagi yang belum pernah. Misalnya, Handoko dari tim Tea Sulfar Cell. Peserta asal Madura itu seumur hidup belum pernah menggunakan sumpit. Alhasil, dia memegang sumpit dengan kedua tangan.
”Biasanya pakai sendok. Malah kadang-kadang pakai tangan. Agak gemetar jadinya ketika pakai sumpit,” katanya.
Master-nya sumpit adalah tim D’Xompax 1. Dengan satu tangan di punggung, Erwinda Wardhana cekatan memindahkan sayur ke sumpit rekan-rekannya. Tidak ada sayuran yang tersisa di piring mereka. Liliek Dwi Wibowo, anggota tim, bilang, tantangan itu tidak segampang yang dibayangkan. ”Memacu adrenalin karena waktu selesainya mepet,” ujarnya.
Berita lain cek di SINI. Foto-foto lain klik di SINI.
Naskah: Nadia Hanum, Bima Anditya, Liem Yosia
Foto: Hariyanto Teng/Jawa Pos
Editor: Koko Kurniawan, Maharani Wanodya